Bertahan Dibalik Topeng

Orng pakai topeng untuk mereyakan  hallowen

“Ingin membeli topeng untuk merayakan Hallowen?” Saran saya, tidak perlu. kamu telah memiliki berbagai topeng, yang kamu kenakan sepanjang hari, di berbagai macam situasi.”

Saya pikir semua orang memakai topeng. Mereka memakai topeng saat berbicara sopan di depan atasan dan kolega mereka, saat bercengkrama dengan orang yang mereka sukai, saat mereka bersolek dan berpenampilan tertentu. Memakai topeng menjadi cara mereka menunjukkan kepada dunia seperti apa mereka ingin dilihat. Itu sudah menjadi bagian dari sifat manusia.

Dan kita semua melakukannya.

Alasan kita memakai topeng bisa positif dan negatif. Kita memakai topeng agar diterima dan disukai. Kita memakai topeng agar sesuai dengan norma masyarakat. Kita memakai topeng untuk menyembunyikan pikiran, kecemasan, kelemahan, rasa takut dan emosi kita yang sebenarnya. Kita memakai topeng untuk menghindari konflik dan permusuhan.

Kita mungkin juga memakai topeng untuk membodohi teman sejawat kita. Untuk dikasihani atau lebih buruk dari itu.

Berapa lama kita memakai topeng? Sepanjang hari tertentu. Kita dapat menggunakan berbagai macam topeng yang berbeda saat melewati berbagai situasi.

Kata orang Jepang, “Setiap orang memiliki tiga wajah. Wajah pertama adalah wajah yang mereka tunjukkan kepada dunia, wajah kedua yang mereka tunjukkan ke teman dekat dan keluarga, wajah ketiga adalah wajah yang tidak pernah ditunjukkan kepada siapa pun.”

Saat ini saya melihat seseorang menggunakan topeng hingga diluar batas. Topeng yang menyiksa diri.

Jika kita tidak berhati-hati, topeng tertentu bisa membuat kita sengsara. Dengan memberi kita peran yang tidak sesuai atau pasangan yang tidak cocok untuk kita.

Memakai topeng

Apakah mereka mencintaimu atau topeng yang kamu kenakan setiap hari?

Shimika Bowers

Ada orang yang berpura-pura kaya ketika miskin, berpura-pura bahagia kala terluka, berpura-pura straight ketika mereka gay. Mereka berupaya menciptakan karakter yang sama sekali tidak seperti diri mereka, demi menonjolkan kesan tentang kehidupan yang sempurna. Mereka bersembunyi dibalik karakter, ego dan identitas palsu.

Saya mencoba memahami berapa lama mereka bisa bertahan dibalik topeng tersebut.

Salam hormat saya untuk semua orang yang terus bertahan dibalik topeng. Orang yang terus menerus tersenyum ke makhluk yang dibencinya, orang yang menolak seseorang yang dia cintai, mengabaikan yang dia harapkan, menertawakan yang paling ditangisi…..

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *