Manusia begitu terobsesi, dan terburu-buru menilai apakah orang itu malaikat atau monster.
Di dunia ini, hampir semua orang yang saya jumpai memakai topeng. Bermuka dua dan menyembunyikan karakter asli mereka. Mengapa? Karena mereka menyadari manusia begitu terobsesi menilai orang lain. Dan penilaian itu bisa sangat mengerikan.
Kita sebenarnya juga memakai topeng. Kita merasa perlu mempersenjatai diri kita dengan topeng karakter kita masing-masing. Untuk melindungi diri kita dari serangan penilaian cepat mereka. Dan Asumsi mereka tentang diri kita yang tentu saja subjektif.
Fakta menyedihkan yang kita terima adalah ketika mereka membenci kita karena satu perkara buruk yang kita lakukan.dan mengabaikan jutaan perkara baik lainnya.
Mereka seringkali menilai kita dengan hanya melihat tampilan luar kita. Itulah mengapa kita perlu memakai topeng yang mencitrakan tampilan luar yang menawan. Untuk menyembunyikan segala kerentanan kita dibaliknya.
Dan secepat petir menyambar, kita beralih dengan mudah dari pribadi yang dinilai menjadi penilai yang menuding jari.
Ya, itulah gambaran siklus sosial kita. Orang lain menilai kita. Dan kita juga menilai mereka.
Kepiawaian kita dalam hal menilai orang tidak perlu diragukan lagi. Kita adalah hakim paling tegas untuk orang lain. Dan pengacara paling loyal untuk membela diri kita sendiri..
Kita merasa perlu menilai orang dan berhak untuk memutuskan apakah orang itu baik atau buruk? Sedikit baik atau sedikit buruk? layak atau tidak layak? Kita harus dan perlu merasa aman. Memastikan diri kita terbebas dari orang-orang beracun yang semakin subur di zaman ini. Penilaian cepat sangat penting, terutama ketika kita berhadapan dengan orang asing. Itulah gunanya insting alami kita sebagai manusia. Lalu apa yang salah dengan itu?
Apa yang Salah dari Menilai Seseorang?
Menilai seseorang pada dasarnya adalah normal. Apalagi jika Anda ingin mengembangkan hubungan. Saat Anda menilai seseorang, Anda menilai karakternya untuk menentukan apakah mereka ini cocok dengan Anda. Masalah dengan menilai orang lain adalah saat kita begitu mudah untuk menilai mereka. Menilai mereka hanya berdasarkan informasi yang dangkal Menilai mereka dengan asumsi yang kita buat-buat tentang seluruh karakter mereka. Terutama jika tindakan atau kata-kata mereka berbeda dari kita.
Dalam hal menilai orang lain, apa yang kita temukan di dunia saat ini sudah cukup menyedihkan.
Kita mengenali seseorang itu sebagai pribadi yang baik. Setidaknya mereka terlihat begitu ramah dan sopan didepan kita. Mereka tampak kalem, lembut dan manis saat diajak berbincang. Kita mungkin telah sering menghabiskan banyak waktu bersama mereka. Pergi ke kafe minum kopi, makan bareng dan merasa telah mengenal satu sama lain. Di titik ini, di pikiran kita, mereka tampak sempurna bagaikan malaikat. Sampai akhirnya situasi yang berbeda itu datang. Di hari itu seorang pelayan tiba-tiba tanpa sengaja menumpahkan kopi di baju mereka. Orang itu seketika meluapkan amarahnya. Saat itu pula, malaikat itu telah berubah menjadi monster dalam penilaian kita..
Ya semudah itu kita dapat mengubah penilaian kita tentang orang lain.
Jika Anda kurang beruntung. Anda mungkin akan melihat ledakan seseorang saat mereka menghadapi tekanan. Tapi mereka akan keras menyangkal bahwa itu bukanlah karakter asli mereka. Setidaknya itu tidak terjadi setiap hari. Mungkin hanya sebulan sekali seperti siklus menstruasi wanita. Mereka menjamin jika Anda senantiasa menghabiskan banyak waktu bersama mereka, Anda akan lebih sering bertemu dengan sisi terang mereka yang lembut dan sabar.
Tapi menurut keyakinan kita, seekor domba dalam situasi apapun tidak akan bereaksi layaknya singa.
Sebelum kita mencentang orang itu dalam daftar orang yang ingin kita singkirkan, bagaimana jika kita dihadapkan dengan situasi yang sebaliknya?.
Kita mengenali orang itu sebagai pribadi yang egois, tidak peduli,dan sangat temperamental. Lalu tiba-tiba ada momen dimana dia menangis ketika kehilangan binatang peliharaannya. Saya menebak, orang-orang akan mulai menilai orang itu memiliki hati yang lembut dan sensitif. Apakah karakter yang sebelumnya ditampilkan orang tersebut hanyalah rekayasa? Apakah berhati lembut dan sensitif itulah warna asli mereka? Apakah ini berarti monster itu aslinya adalah malaikat?
Saya kadang tidak mengerti dengan bagaimana manusia membuat penilaian.
Menurut pengalaman saya, dalam menilai seseorang kembali kepada diri kita masing-masing. Apapun karakter yang orang tampilkan pada akhirnya akan bergantung pada apakah hal itu bisa kita terima atau tidak? Kita semua memiliki standar atau batasan yang berbeda terhadap seseorang yang dapat kita terima dalam kehidupan kita. Batasan itu bisa cukup tinggi atau sangat rendah.
Jika Anda menetapkan batasan yang cukup tinggi, Anda mungkin terkejut mendapati kenyataan betapa tidak baiknya kebanyakan orang.
Jika Anda menetapkan batasan yang sangat rendah, Anda masih bisa hidup bahagia sampai tua bersama orang paling brengs3k di dunia. Karena Anda mungkin dipertemukan di beberapa titik yang sama sehingga mampu berdamai dengan pribadi masing=masing.
Jika Anda memahami perbedaan batasan ini, mengetahui teman Anda memutuskan kembali kepada pasangannya yang toksik, adalah kabar yang tidak akan mengejutkan Anda lagi.
Pikirkan ini sebelum Anda menilai orang lain.
Kita semua pernah bersalah dalam hidup kita karena salah dalam menilai seseorang. Kita menilai karakter mereka dengan memprovokasi mereka, hanya untuk menemukan sisi buruk dari mereka yang sebenarnya tidak ingin mereka miliki. Kita menilai mereka di situasi negatif tanpa memperhitungkan bahwa situasi itu kemungkinan adalah trauma mereka. Mungkin mereka sedang mengalami krisis percaya diri, stres, kecemasan dan sebagainya.
Kita menghapus mereka sebelum kita memiliki kesempatan untuk mengenali mereka dengan lebih baik. Menurut kita hidup ini begitu singkat. Kita tidak memiliki banyak waktu untuk menjelajahi semua cara untuk mengenal satu sama lain. Jadi kita menerapkan cara yang simpel dalam menilai. Begitu kesan awal mereka mengecewakan, kita mencoret mereka.
Banyak film yang mengisahkan cerita bagaimana mereka yang awalnya membenci satu sama lain namun ketika mereka dipertemukan dalam skenario yang berbeda bisa saling menerima dan mencintai. Film senantiasa mengambil inspirasi dari apa yang sering terjadi dalam kehidupan manusia. Jangan pungkiri jika itu pernah terjadi dalam kehidupan Anda.
Jangan pungkiri juga jika Anda pernah terkejut dengan apa yang Anda ketahui tentang seseorang yang ternyata sangat berbeda dengan penilaian awal Anda. .Menemukan ini bisa terasa seperti menemukan harta karun, ketika Anda akhirnya menemukan seseorang dengan karakter yang telah lama Anda impikan.
Terakhir, yang perlu Anda ketahui sebelum melakukan penilaian.
Anda berhak menilai seseorang. Anda berhak menilai siapa pun di sekitar Anda saat ini. Tetapi sebelum melakukan itu, cobalah untuk mengenali diri Anda terlebih dahulu. Erik Erikson mengatakan “Semakin Anda mengenal diri sendiri, semakin banyak kesabaran yang Anda miliki untuk apa yang Anda lihat pada orang lain”.