Ketika Manipulasi Menjadi Baik

Taktik manipulasi ternyata bisa digunakan untuk kebaikan, meskipun kedengarannya mengejutkan.

Tidak ada orang yang ingin dimanipulasi. Saya juga tidak. Yang ada di pikiran kita adalah : manipulasi itu buruk, Alasannya adalah karena orang yang melakukan manipulasi itu ingin mengambil keuntungan dari kita. Atau mendorong kita untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin kita lakukan.

Jika teman kita melaporkan bahwa dia telah dimanipulasi, itu artinya kita diberitahu jika dia telah diperlakukan dengan buruk. Dan kita mungkin akan mengecam orang yang melakukan manipulasi itu.

Ya manipulasi itu memang sangat buruk atau bisa dikatakan manipulasi secara umum salah. Itulah yang kita pahami selama ini.

Kita jelas melihat itu dalam dunia politik. Dalam politik kekuatan manipulasi benar-benar terpampang nyata, Banyak politisi telah menjadi manipulator kronis. Setidaknya setiap lima tahun sekali mereka secara aktif memperkuat dan memperbarui taktik manipulasi mereka. Mereka berusaha keras memanipulasi kita. Mempengaruhi pikiran dan perasaan kita untuk menyukai mereka dan membenci pihak lain. Yang akhirnya perpecahan pun terjadi diantara kita.

Kita juga terus menerus dimanipulasi oleh pengiklan dan pemasar, Mereka berupaya meyakinkan dan membujuk kita untuk membeli produk atau menggunakan layanan mereka, Banyak dari mereka yang dapat kita sebut manipulator ulung. Karena mereka berhasil membentuk banyak orang menjadi manusia boros.

Apakah Semua Manipulasi Itu Buruk?

Selama ini kita mengasosiasikan manipulasi dengan konotasi negatif seperti orang yang mencoba mengambil keuntungan dari kita. Terlepas dari apakah itu dalam kehidupan pribadi atau profesional kita, orang biasanya menganggap manipulasi adalah hal yang negatif. Tapi pernahkah kita berpikir tentang potensi manipulasi untuk perubahan positif?

Mari kita hadapi ini. Kenyataanya, kita juga pernah melakukannya. Entah apakah kita menyadarinya atau tidak. Dalam interaksi kita yang tak terhitung jumlahnya dengan teman, rekan kerja dan atasan, jujur saja, kita pernah memanipulasi mereka. Kenapa bisa begitu? Karena kita semua ingin mempengaruhi perilaku orang lain entah dengan cara apa,

Kita memiliki kemampuan itu. Tanpa harus menguasai ilmu psikologi dan kemampuan membaca pikiran orang, beberapa dari kita secara alami sangat pandai dalam memanipulasi orang. Bahkan mengetahui dengan tepat tombol apa yang harus ditekan untuk memanipulasi orang itu dan mendapatkan apa yang kita inginkan dari mereka.

Kita yang menganggap diri kita sebagai makhluk tuhan yang jujur dan baik hati mungkin tidak menerima dianggap memanipulasi. Kita bisa saja mengakui bahwa kita pernah mencoba untuk mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin orang itu lakukan, tapi bukan untuk merugikan mereka. Sebaliknya untuk memberi hasil yang baik bagi kedua belah pihak. Apakah itu benar-benar buruk?

Jawabannya adalah tidak. Tapi apakah itu juga disebut manipulasi ? Ya. itu juga manipulasi. Meski aneh kedengarannya terkadang manipulasi itu baik. Atau setidaknya, tidak semua manipulasi itu buruk. Itu sangat bergantung pada apa yang kita lakukan dan mengapa kita melakukannya.

Bukankah trik manipulasi juga digunakan untuk upaya pencegahan penyalahgunaan penggunaan narkoba dan rokok? Kita dimanipulasi untuk menghindari narkoba dan berhenti merokok lewat narasi yang mengerikan tentang jutaan orang yang telah mati karena narkoba juga gambar-gambar ekstrim dibungkus rokok. Tapi karena taktik ini adalah untuk kebaikan semua orang maka kita tidak melihatnya sebagai manipulasi.

Tapi sekarang kita dapat melihatnya. Lewat artikel ini kita akan mengetahui bagaimana manipulasi terkadang bisa menjadi jalan menuju kebaikan, Meskipun kedengarannya mengejutkan.

Mengapa Kita Menggunakan Taktik Manipulasi?

Sebenarnya orang lebih sering memilih menggunakan istilah persuasi sebagai taktik yang baik. Bukan manipulasi.

Kalau begitu mengapa kita menggunakan taktik manipulasi bukan persuasi?

Terkadang tidak cukup hanya dengan membujuk seseorang untuk melakukan sesuatu sehingga kita harus mencari cara lain agar berhasil, Dalam hal ini, ketika persuasi tidak berhasil, maka kita menggunakan manipulasi.

Katakanlah kita menggunakan taktik manipulasi karena orang itu keras kepala, Berbagai bujukan lembut, persuasi, rayuan, hingga sedikit paksaan tetap tidak mampu meluluhkan kekerasan hati mereka. Sehingga kita harus memutar otak dan berpikir keras. Dan akhirnya mengeluarkan jurus manipulasi ini.

Niat kita melakukan itu bukan untuk merugikan mereka, tapi hanya untuk menembus benteng pertahanan mereka yang keras kepala ini.

Misalnya kita ingin memanipulasi teman kita yang menderita. obesitas Dia telah putus asa dan menyerah dengan diet yang pernah dia jalani. Segala upaya yang telah dia lakukan untuk menurunkan berat badan tampaknya tidak berhasil. Dia benar-benar putus asa dan menyerah. Sebagai teman baik, kita membujuknya agar tetap bersemangat dan tidak pantang menyerah. Tapi upaya yang kita lakukan itu sudah tidak dapat menggerakkan hatinya. Lalu kita menggunakan trik manipulasi dengan mengarang cerita bahwa di masa lampau, sebelum berteman dengan dia, kita juga pernah menderita obesitas. Namun dengan terus berjuang, kita berhasil menurunkan berat badan. Terpukau dengan cerita bohong itu, teman kita terdorong untuk berjuang kembali. Manipulasi kita berhasil.

Apakah yang kita lakukan itu buruk? Tidak. Kita hanya ingin membantu.

Bukankah kita telah menipu? Ya, tapi itu masuk akal,

Apakah itu licik? Ya, makanya kita menyebutnya manipulasi.

Bukankah itu tidak bermoral? Mari kita bahas ini

Berbohong memang buruk. Semakin buruk ketika seseorang mulai mengarang cerita panjang yang seolah-olah cerita itu adalah rangkaian fakta. Jadi jangan berlebihan disini. Maksudnya jangan terlalu manipulatif. Kita dapat mengungkapkan kebenarannya nanti ketika dia telah memperoleh hasil yang positif. Misalnya dengan berkata ” Wah sepertinya kamu telah berhasil dengan dietmu. Maaf ya, sebenarnya yang aku ceritakan kepadamu tempo hari hanyalah rekayasa untuk memotivasimu”.

Leon F. Seltzer Phd, seorang doktor dalam bahasa inggris dan psikologi, pernah membahas Pandangan Baru Tentang Manipulasi di laman Psychology Today. Untuk gambaran kasus yang seperti di atas, beliau menuliskan “Ide Anda mungkin satu-satunya strategi terbaik untuk membuat teman Anda mengevaluasi kembali penolakannya. Jadi itu hampir tidak dapat direndahkan sebagai tidak berprinsip atau tidak bermoral, karena Anda menganggap teman Anda berada di jalur yang salah, Anda berperilaku dengan cara yang paling tepat digambarkan sebagai perhatian dan kasih sayang”.

Ya. kita melakukannya terdorong oleh rasa peduli dan kasih sayang. Sama seperti kita mempengaruhi anak-anak kita dengan menggunakan berbagai trik manipulasi agar mereka mau menelan obat,

Seperti halnya kekuatan yang dapat digunakan untuk kebaikan atau kejahatan demikian juga manipulasi . Manipulasi pada dasarnya tidak selalu buruk itu hanya tergantung pada bagaimana seseorang menggunakannya.

Robert Noggle, seorang profesor filsafat di Central Michigal University, juga menulis “Yang penting dalam mengidentifukasi manipulasi bukanlah jenis pengaruh apa yang digunakan tetapi apakah pengaruh itu digunakan untuk menempatkan orang lain ke posisi yang lebih baik atau lebih buruk?”

Apakah Manipulasi yang Baik Itu Benar-benar Baik?

Tidak jelas, sejak kapan gagasan manipulasi yang baik ini muncul. Mungkin manipulasi yang baik hanyalah sebuah ide atau penemuan baru yang masih butuh pengujian lebih lanjut.

Gagasan tentang manipulasi yang baik mungkin menarik hati. Tapi saya tidak ingin berlebihan disini. Karena meskipun kita dapat menggunakan taktik manipulasi untuk mendapatkan perubahan positif namun kita harus memahami saat yang tepat untuk menggunakan manipulasi itu agar benar-benar berakhir demi kebaikan dan tidak merugikan siapapun sama sekali.

Pikirkan tentang ini. Meskipun manipulasi yang Anda gunakan itu baik, tapi ada satu hal yang harus Anda perhatikan. Yaitu Anda harus ingat bahwa manipulasi yang baik hanya berhasil jika orang itu tidak menganggap diri mereka sedang dimanipulasi.

Seseorang mungkin akan memahami niat baik manipulasi Anda.Namun beberapa orang lainnya mungkin tetap menganggapnya tidak etis. Meskipun maksud Anda baik. Jadi Anda harus bertanya pada diri sendiri bagaimana Anda bisa menggunakan taktik manipulasi untuk mempengaruhi orang secara etis.

Baca : 15 Taktik Manipulasi yang Sering Digunakan Orang di Sekitar Kita

Pernah berpikir untuk menggunakan taktik manipulasi untuk keuntungan interaksi sehari-hari Anda? Nantikan postingan saya selanjutnya yang akan membocorkan beberapa trik rahasia memanipulasi orang dengan cara sangat sederhana tapi cukup cerdik.

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *