Kita bisa menertawakan kemalangan yang terjadi dalam hidup kita, jika kita mau.
Seperti orang ini, dia tertawa setelah menyadari telah kehilangan sepeda motornya. Dia bukan orang kaya yang bisa dengan mudah mengganti barang hilang dengan barang baru. Makanya, episode ketika dia tertawa terbahak-bahak melekat erat di benak saya
“Saya baru saja turun dari motor, lalu masuk untuk menaruh barang ke dalam rumah dan dalam sekejap motor itu sudah hilang, ini benar-benar lucu,” ceritanya sambil tertawa.
“Tidak ada tempat yang aman untuk menaruh motor di daerah sini, bukankah ini lucu?” dia terus terbahak-bahak.
Saya ingin memastikan orang ini tidak sedang dalam perjalanannya menuju kegilaan. Saya merasa emosinya sudah tidak bekerja dengan baik. Jadi saya mencoba bertanya dengan hati-hati “Tapi kenapa kamu tertawa?”
Dan dia menjawab “Jika kita bisa menangis ketika bahagia, kenapa kita tidak bisa tertawa di saat sedih”.
Scientific American, dalam ulasannya, menyebut tertawa bisa menjadi obat nyeri terbaik. “Penelitian menunjukkan tertawa dapat melepaskan endorfin, zat kimia di otak yang membuat nyaman.”
Ya, bisa jadi ekspresi aneh orang ini bagian dari upaya dia mengobati nyeri yang dia rasakan.
Namun dibalik itu saya percaya kemalangan sebenarnya berbicara banyak tentang hal lain selain tentang kemalangan itu sendiri. Seperti semacam menyampaikan kesan lucu. Ketika seseorang membungkus kesedihan dengan tawa mereka, itu bisa saja terjadi karena mereka berhasil menangkap kesan lucu ini.
Misalnya, jika kita dipecat dari pekerjaan karena dianggap tidak kompeten, kita bisa tertawa karena perusahaan terlambat menyadari itu.
Kita bisa tertawa ketika kita terjebak macet selama berjam-jam, dan menjadi begitu akrab dengan reklame menyebalkan di pinggir jalan yang seolah merasa menang.
Kita bisa bersedih ketika terjatuh tapi kita juga dapat menertawakannya. Tertawa ketika terjatuh sebenarnya baik meski bukan hal yang mudah. Sangat sulit tapi bisa dipelajari.
Ironisnya, menertawakan kemalangan orang lain, banyak dari kita sudah cukup mahir. Sutradara film komedi menangkap ini dengan baik.
Mereka paham, bahwa penderitaan orang lain bisa sangat menghibur di mata kebanyakan orang.
Tidak heran, film genre komedi, video short dengan lelucon orang yang malang selalu berhasil meledakkan tawa. Sutradara dan para kru, akan membuat pemeran menjadi tokoh yang apes dan sial sesial-sialnya, sambil menyiapkan bejana besar untuk menampung tawa penonton.
Ketimbang menertawakan penderitaan orang lain, lebih baik kita menertawakan diri kita sendiri. Kita bisa menempatkan diri kita sebagai penonton sekaligus pelakon, dan mulai menertawakan diri kita yang malang. Bisa jadi ini humor yang lebih lucu.
Apakah ada kemalangan dalam hidup Anda yang ingin Anda tertawakan?