Hemat Untuk Boros

Bagaimana jika hidup hemat kita untuk membantu orang-orang yang boros?

Setelah insiden tabrakan tunggal yang dialami Jay, Jay nampaknya tahu betul siapa orang yang dapat dia hubungi untuk meminta bantuan. Ketika Helmi membalas kabar buruk itu dengan sejumlah uang dari tabungannya, Helmi akhirnya menyadari hidup hematnya tidak hanya berguna untuk dirinya sendiri tapi juga untuk sahabatnya Jay. Namun jika dia mengingat perilaku boros Jay selama ini, dia merasa hidup hematnya mulai dipertaruhkan.

Dipikiran Helmi, jika Jay tidak agresif dengan barang-barang mewah maka dia masih memiliki banyak uang untuk sekedar memperbaiki mobilnya yang ringsek. Yang artinya dia tidak akan mengusik tabungan Helmi.

Tantangan terberat dari hidup hemat adalah menghadapi orang-orang boros. Ini yang jarang diajarkan kepada kita. Pelajaran hidup hemat kita penuh dengan solusi bagaimana mengelola keuangan kita sendiri. Cara menangani masalah keuangan kita, cara kita membelanjakan uang kita, bukan cara terlepas dari hiruk pikuk gejolak keuangan milik orang lain.

Jika kamu adalah salah satu orang hemat yang baik hati di muka bumi, kamu bisa merasakan sendiri kalau beberapa orang bisa bersikap boros karena merasa didukung oleh kebaikan hati orang -orang yang berhemat. Mereka tidak bisa menabung. Buat apa? Mereka bisa mengandalkanmu untuk masa-masa sulit.

Memang menjengkelkan kedengarannya. Tapi ini sering terjadi. Celakanya, orang boros seperti ini sulit dijinakkan. Sekali dua kali mereka mencoba mengontrol pengeluaran mereka tapi pola lama itu terulang kembali. Dan akhirnya mereka kembali menggigit keuangan kita.

Tekanan teman yang boros adalah kekuatan yang luar biasa. Jika kita lemah tak berdaya dibawah tekanan itu, keuangan kita bisa luluh lantak dibuatnya. Mereka membujuk kita berpartisipasi dalam pesta, anniversary, traveling, seragam, tukar hadiah, reuni, dan bla bla bla.

Mereka mendikte penghematan. Mencemooh penghematan sebagai bentuk lain dari sifat pelit dan kikir. Hingga mengeluarkan teori spektakuler yang sebenarnya bisa masuk di otak “Penghematan berlebihan yang mengarah pada tingkat konsumsi rendah dapat mengganggu perekonomian bangsa, tidak mustahil tantangan terberat pertumbuhan ekonomi ke depannya adalah mengatasi orang-orang yang berhemat.”

Tapi terlepas dari semua efek negatif yang dapat ditimbulkan orang-orang boros ini, dimana tingkat kepekatan boros diantara mereka juga berbeda-beda, mereka sebenarnya cukup berguna dan menguntungkan.

Kita tahu, pasar tumbuh dan berkembang didukung oleh kekuatan konsumsi, dan orang boros ini kontributor terbesarnya. Ketika si boros menjelajahi pasar, para pedagang dapat pulang dengan senang.

Ketika mereka membelanjakan lebih dari yang mampu mereka hasilkan, mereka menumpuk utang dan para kreditur diuntungkan.

Ketika utang semakin mengganas, mereka kelelahan, kesehatan mereka mulai terganggu dan produsen obat berjaya. (Iya, yang terakhir ini agak berlebihan). Coba bandingkan dengan mereka yang berhemat selama bertahun-tahun hanya untuk menguntungkan produsen mobil dan pengembang properti.

Banyak orang seperti ini, yang membanggakan dan menggembar-gemborkan hidup hematnya karena berhasil membeli barang yang lebih mencolok.

Menurut saya, hidup hemat yang seperti itu justru gagal mencapai tujuan dari hidup hemat itu sendiri.

Buat apa hemat hari ini untuk boros di masa depan?

Jika uang dibelanjakan hanya untuk memperoleh status dan mengungguli orang lain bukankah itu bagian dari pemborosan?

Kata pakar keuangan “Orang boros identik dengan orang yang menjadikan konsumsi sebagai sarana mencapai status sosial di masyarakat. Bagi mereka tak ada cara lain untuk memperoleh status kecuali dengan membelanjakan uang dan memperoleh barang.”

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *