Lihat, kita menemukan persamaan unik keduanya.
Sebuah kota dikunjungi bukan hanya karena faktor industri, pekerjaan dan fungsi ekonomi yang bergejolak di dalamnya tapi juga karena penampilan fisik dan keindahannya. Setidaknya kita semakin yakin setelah ledakan media sosial mulai mempengaruhi gaya hidup kita. Lanskap kota yang indah, dengan taman, air terjun, alun-alun kota yang bersih dan terawat, gedung tinggi, monumen bersejarah, patung artistik tak pernah usai menunjukkan kecantikannya dan menjadi latar indah di platform media sosial.
Ketika mode atau fashion muncul dari budaya anak muda di perkotaan, mereka tahu dimana harus mengambil foto dan video gaya jalanan mereka dengan ponsel terbaru dan akun media sosial yang mereka miliki. Ketika publik merespon antusias, kepercayaan diri mereka semakin meningkat dan mulai menganggap diri mereka berpengaruh.
Fashion jalanan umumnya diasosiasikan dengan budaya anak muda, dan paling sering terlihat di pusat kota besar. Fenomena ini sudah lama populer di beberapa kota lain dunia seperti di Paris, New york dan Jepang. Beberapa contoh fashion yang lahir dari fashion jalanan yaitu hip hop, punk, gothic, hippie, preppy dan lain-lain. Salah satu bentuk populernya yaitu perpaduan antara pakaian yang elegan dan bergaya dipadukan dengan tampilan yang sporty. Tokoh budaya pop yang sukses mempopulerkan fashion jalanan ini, seperti Kanye west telah banyak menginspirasi anak muda di dunia.
Kita tahu sebuah tren bisa muncul kapan saja, tumbuh dan berkembang, hilang atau menetap bersama budaya mengikuti selera dan minat.
Seperti tren yang kita jumpai saat ini, dan menjadi populer di kalangan anak muda. Mereka beraksi menunjukkan gaya fashion mereka di jalanan ibu kota Jakarta.
Namun kolaborasi keindahan kota dan fashion jalanan yang terjadi disini tidak dapat dilepaskan dengan populernya media sosial. Dengan popularitas media sosial yang meledak, tidak heran gambar orang yang berjalan di jalan-jalan di perkotaan dan mengambil gambar menjadi sangat populer.
Memang platporm media sosial telah menyediakan ruang bagi individu untuk berekspresi ke tingkat yang lebih tinggi. Di media sosial, individu merasa memiliki kebebasan, keberanian, dan kepercayaan diri dalam berekspresi dengan gaya busana mereka yang unik, baru, dan cenderung berbeda dari fashion arus utama dan tidak berfokus pada tren mode saat ini.
Jika kita membandingkan apa yang terlihat dalam kehidupan nyata dengan apa yang tampak di media sosial, kesan yang ditimbulkan bisa sangat berbeda. Segala model pakaian dan aksesori bisa tampak aneh, kontras dan berlebihan jika kita melihat nyata di jalanan kota namun hal itu bisa terlihat artistik di media sosial. Apalagi jika dikolaborasi dengan latar perkotaan.
Mengapa fashion jalanan selalu terkait erat dengan perkotaan?
Menggabungkan tata kota yang elegan dengan gaya dan fashion dalam lensa pada saat yang sama menjadi alat yang menarik untuk mewakili diri atau mencerminkan diri dalam kelas sosial.
Namun untuk tren yang terjadi saat ini, bisa saja karena adanya persamaan antara fashion jalanan dan kota itu sendiri. Jika kita mau melihat lebih dekat, ada persamaan unik yang menarik antara gagasan keindahan kota dan fashion jalanan yang di populerkan anak muda dari pinggiran kota ini.
Apa saja persamaan unik itu :
- Ada kesan seseorang yang menggunakan fashion yang menarik tampak terlihat bahagia dan sukses. Demikian pula, tidaklah salah jika kita memandang sebuah kota kelihatannya tampak makmur dan maju dengan melihat penampilan fisiknya yang indah.
- Sebuah studi menemukan bahwa semakin indah sebuah kota semakin sukses dalam menarik pekerjaan dan penduduk baru. Demikian juga gagasan bahwa semakin bagus penampilan seseorang semakin baik dalam menambah daya tarik.
- Penampilan fisik kota yang indah tentu tidaklah muncul begitu saja. Mereka melewati perencanaan kota, desain kebijakan dan pengaturan. Demikian juga penampilan, membutuhkan perencanaan dan perawatan.
- Dari penampilan kota yang indah kita dapat melihat bagaimana pajak bekerja. Sementara penampilan dan fashion seseorang, seringkali dikaitkan dengan penghasilan dan dari kelas sosial mana mereka datang.
- Berinvestasi lebih banyak pada keindahan sebuah kota tanpa mengatasi masalah sosial dan ekonomi tidak akan secara substansial meningkatkan kehidupan perkotaan. Demikian juga berinvestasi yang berlebihan pada fashion tanpa mengembangkan skill,dan pengetahuan tidak dapat berdampak banyak dalam meningkatkan kualitas hidup individu.
- Terlalu mementingkan fashion dengan mengorbankan pendidikan, sulit untuk di pandang positif. Dan memiliki kota yang indah namun dengan segudang permasalahan seperti banjir, kemacetan, polusi udara, pencemaran air, kemiskinan dan sebagainya sulit untuk di pandang sebagai kota yang berhasil.
Kolaborasi kota indah dan fashion jalanan dengan sendirinya adalah pertunjukan yang melaluinya kita dapat mempelajari transformasi nilai-nilai budaya. Seharusnya ini berkelanjutan dalam hal kreatifitas dan partisipasi publik yang harmonis. Namun seringkali fenomena ini disusupi dengan kesenjangan sosial yang mengganggu. Fenomena fashion jalanan yang di usung oleh kalangan kelas bawah dianggap mengintimidasi kalangan sosial atas. Kecenderungan seseorang untuk berada dalam kelas sosial tertinggi, dengan kemewahan yang dibangunnya dalam fashion dan gaya mereka, dapat dianggap sebagai “penindasan” kelas bawah.
Seharusnya menyenangkan bagaimana fashion sebagai bentuk ekspresi dan identitas diri berkolaborasi dengan karakter sebuah kota yang energik, memberi warna dalam kehidupan kita.
Kita bisa turut berekspresi dengan gaya jalanan kita masing-masing, merasa aman dan percaya diri setiap hari, dalam nuansa perkotaan yang indah.